Dosen muda Pendidikan Teknik Informatika (PTI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., MSc.ITE., mendapatkan Penghargaan Proyek Inovasi Sosial Terbaik dalam acara Townhall Muda Nusantara: Awarding Night MUDA30 yang sekaligus menandai dimulainya gerakan nasional Townhall Muda 2024.
MUDA30 adalah sebuah acara penghargaan yang diinisiasi oleh Townhall Muda, yakni forum kolaborator yang dirancang sebagai gerakan yang menghubungkan simpul penting bagi masa depan Indonesia yaitu Pemuda dan Pembuat Kebijakan, untuk mengatasi isu-isu maupun tantangan di masa depan.
Hardika Dwi Hermawan menyampaikan penghargaan MUDA30 dirancang untuk mengakui, memperingati, dan merayakan 30 generasi muda inspiratif untuk menjadi bagian dari ekosistem Townhall Muda di seluruh Indonesia.
“Perayaan tersebut mengangkat tema The Future Shapers and Changemakers, di mana generasi muda tidak hanya memiliki dampak positif, tetapi juga berkontribusi secara signifikan dalam membentuk masa depan Indonesia, bahkan menciptakan perubahan,” ungkap Dosen PTI UMS, Senin, (11/3).
Terdapat 5 kategori penghargaan: (1) Sosialnova: Kategori Inovasi Sosial; (2) EduMuda: Kategori Pendidikan dan Pengembangan Anak Muda; (3) Eco Guardian: Kategori Kelestarian Lingkungan; (4) WiraMuda: Kategori Kewirausahaan Muda; (5) ASN Muda Gemilang: Kategori ASN Muda Inspiratif.
“Alhamdulillah Desamind Indonesia mendapatkan penghargaan di bidang Sosialnova: Kategori Inovasi Sosial Terbaik. Ini sebetulnya penghargaan bukan untuk saya, tetapi orang-orang yang berkontribusi di balik layar dan UMS yang telah banyak memberikan support pada perkembangan komunitas ini,” paparnya saat diwawancarai melalui Zoom Meeting.
Penganugerahan tersebut dilaksanakan pada Sabtu, (9/3/2024) di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta.
Hardika memberikan gambaran terkait Desamind Indonesia yang membawanya mendapatkan penghargaan ini. Desamind Indonesia merupakan organisasi berbasis kesukarelawanan yang memiliki visi menjadi organisasi non profit terdepan dalam mendorong lahirnya local heroes bagi pengembangan desa yang berkompetensi global dan berpemahaman akar rumput.
“Sehingga diharapkan dapat mendorong anak muda di dengar para pemangku kebijakan dan memberikan perubahan yang signifikan. Gerakan ini tersebar tidak hanya di dalam negeri tetapi juga luar negeri. Persebaran di Indonesia mulai dari Aceh hingga yang terakhir di Papua, terdapat 16 perwakilan di berbagai kabupaten. Selain itu yang berada di luar negeri seperti negara Hongkong, Perancis dan lain sebagainya,” terang Hardika.
Bermula dari diskusi meja makan, Hardika menceritakan bahwa keresahan kondisi desa ini membuat tongkrongan tersebut membentuk suatu gerakan yang kemudian lahir menjadi Desamind Indonesia. Awalnya 5 orang kini menjadi 550 yang legal menjadi pengurus dan diikuti ribuan anak muda lainnya.
“Katanya hal hebat itu katanya lahir dari meja makan. Nah ternyata benar, Desamind lahir dari meja makan juga, waktu itu posisinya sedang reuni aktivis sosial kemudian sambil makan malam lahir lah diskusi dan refleksi peran pemuda terutama untuk desa tempat tinggal seperti apa. Nongkrong dengan orang tepat akan menghasilkan sesuatu yang produktif,” ujar Kabag Pengelolaan Layanan Digital Perpustakaan & Pusat Layanan Digital Perpustakaan UMS itu.
Menurutnya, sekolah tinggi-tinggi untuk apa, kalau tidak untuk bermanfaat untuk lingkungan. Tanggung jawab kaum terdidik itu mendidik orang yang belum atau tidak terdidik.
“Maka kalau kita punya kemampuan untuk dampak, tapi diam tak bergerak itu mungkin katanya dosa. Karena sudah diberikan ilmu tapi tidak mengamalkan,” tegasnya. (Fika/Humas)
Berita ini merupakan arsip dari artikel asli di https://news.ums.ac.id/id/03/2024/inspiratif-dosen-muda-ums-terima-penghargaan-proyek-inovasi-sosial-terbaik-pada-townhall-muda-nusantara-2024/